KTT G-20 Di Istana Konstantinovsky Rusia

KTT G-20 DI ISTANA KONSTANTINOVSKY, RUSSIA

Catatan Asro Kamal Rokan

ISTANA KONSTANTINOVSKY (Constantine Palace) di Strelna menjadi pusat perhatian. Berjarak sekitar 20 km di luar kota St Petersburg, Rusia, sebanyak 19 Kepala Negara dan satu pemimpin Uni Eropa anggota Group 20 (G-20) hadir di kawasan eksklusif ini. Meski ada jalan darat ke tempat ini, namun aksesnya ditutup kecuali untuk Kepala Negara angota G-20.

Menuju Istana Konstantinovsky, sejumlah kapal cepat berbentuk kapsul dipersiapkan dari pelabuhan St Petersburg ke Strelna. Kapal menyelusuri Teluk Finskiy (Teluk Finlandia) di Laut Baltik, sekitar 20 menit. Hanya yang memiliki ID Card G-20 dapat ikut kapal cepat ini, di antaranya peserta dan wartawan peliput KTT G-20, yang berlangsung pada 5-6 September 2013.

Istana Konstantinovsky, pusat kegiatan Kepala Negara G-20, merupakan bangunan bersejarah. Istana yang didirikan pada 1720, pernah jadi tempat tinggal bangsawan dinasti Romanov. Pada 1797, istana tersebut menjadi tempat tinggal Grand Duke Constantine — yang merupakan asal nama istana ini.

Menurut sejumlah catatan, ketika Revolusi 1917 pecah, berbagai barang-barang hilang. Namun beberapa lukisan dan buku-buku dapat diselamatkan dan kini tersebar di berbagai museum. Revolusi 1917 mengubah Rusia menjadi negara komunis dengan menumbangkan kekuasaan Tsar Nicholas II yang mereka tuduh diktator.

Kondisi istana semakin memburuk pada Perang Dunia II, terjadi sejumlah kerusakan akibat pemboman. Hanya tembok istana yang tersisa; semua dekorasi interior hilang. Pada 1990, UNESCO menjadikan istana ini sebagai warisan dunia. Pemerintah Rusia melakukan renovasi, mengembalikan kemegahan Istana Konstantinovsky.

Istana megah ini dikelilingi taman-taman yang dihiasi dengan ansambel air mancur, kanal, dan jembatan. Bangunannya berarsitektur Rusia abad XVIII. Di bagian dalam terdapat banyak lukisan Rusia, seni dekoratif, dan terapan abad XVIII-XX, termasuk koleksi Rostropovich dan Vishnevskaya yang terkenal. Ada juga gudang anggur, yang mengkoleksi anggur terkemuka di dunia.

Renovasi besar-besaran ini dinikmati seluruh Kepala Negara dan pemimpin KTT G-20. Presiden Rusia Vladimir Putin seakan ingin memperlihatkan masa lalu Rusia yang hebat dan gemerlap. Di sini, Putin menerima tamu-tamu terhormatnya. Sesi pertama KTT G-20 berlangsung di meja bundar di Marble Hall, Istana Konstantinovsky. Sesi itu membahas “Pertumbuhan dan Stabilitas Keuangan”.

Kepala Negara yang hadir, antara lain Presiden Rusia Vladimir Putin, Presiden AS Barack Obama, Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono, Presiden Prancis, Presiden China, Presiden Brazil, Kanselir Jerman, Presiden Turki, Kanada, Italia, India, Arab Saudi, Australia, Korea Selatan, dan Jepang. Indonesia satu-satunya anggota G-20 dari Asia Tenggara.

Sayangnya, fokus pemberitaan KTT G-20, yang membahas ekonomi dunia ini, terbelah. Pers lebih tertarik pada ketegangan hubungan Rusia dan Amerika Serikat. Ada dua isu memicu ketegangan, yang berakibat rencana pertemuan bilateral Putin-Obama batal.

Isu pertama menyangkut rencana AS menyerang Suriah. Putin menentang rencana AS tersebut. Isu kedua, yang tidak kalah sensitifnya adalah pemberian suaka Rusia kepada Edward Snowden, pembocor rahasia intelijen AS.

Namun dalam sesi sidang maupun sesi foto bersama, Obama dan Putin — yang mengapit Presiden Susilo Bambang Yudhoyono — terlihat akrab berbincang, tidak ada kesan ketegangan antarkeduanya.

KTT G-20 merupakan forum ekonomi 19 negara plus Uni Eropa, yang bergengsi. Indonesia menjadi anggota sejak awal berdiri pada1999, menyusul krisis moneter setahun sebelumnya. Hingga 2008, pertemuan G-20 dihadiri setingkat Menteri Keuangan dan Gubernur Bank Sentral.

Pada 14-15 November 2008, Presiden Amerika Serikat George W. Bush berinisiatif mengundang para pemimpin negara-negara G20 dalam KTT. Inilah KTT pertama kalinya. Indonesia dipimpin Presiden Yudhoyono.

Selanjutnya, setiap dua tahun KTT diselenggarakan, di Cannes, Prancis (2011); Los Cabos, Mexico (2012); St. Petersburg, Rusia (2013); Brisbane, Australia (2014); Antalya, Turki (201

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!